KASIHAN! Pria Sibuk Perang, Jumlah Perawan Tua Meningkat. Menikah Jarak Jauh pun Jadi Trend




DAMSYIK - Perang di Suriah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun, belum memperlihatkan tanda-tanda perdamaian.

Negara ini bahkan tercatat sebaagai negara Timur Tengah paling teruk akibat perang saat ini.

Masalahnya sangat kompleks dan melibatkan banyak faksi.


Selain antara pemerintah yang dipimpin oleh Basyar Al Assad dengan para pemberontak, konflik di Suriah saat ini ditambah lagi dengan kehadiran kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kehadiran sejumlah pasukan asing seperti Rusia dan sekutu semakin membuat negara itu hancur lebur.

Tidak heran, sebagian pria di negara ini terlibat dalam peperangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.

Mereka yang tidak mau ikut dalam kondisi itu kemudian memilih kabur ke luar negeri.

Perang yang berkecamuk hampir di seluruh daratan Suriah juga berdampak pada para wanita Suriah.

Meskipun para perempuan Suriah terkenal cantik-cantik khas Timur Tengah, mereka sulit mendapatkan jodoh.

Hal itu disampaikan oleh seorang mahasiswi di Universitas Damsyk.

Seperti dilansir AFP, seorang mahasiswi bernama Nour mengatakan, di universitas tersebut, hampir seluruh mahasiswanya perempuan.

Di usia yang menginjak 30 tahun, kata Nour, ia bersungguh-sungguh ingin menikah.Para wanita Suriah membuat kegiatan di pengungsian (rand.org)

Namun konflik Suriah yang berpanjangan menyebabkan kaum Adam kebanyakannya sudah pindah, ikut terlibat perang atau meninggal dunia.

"Saya berharap cincin perkawinan akan menghiasi jari ini suatu hari nanti. Tetapi tak ada lagi laki-laki muda. Semuanya tidak kelihatan lagi sejak beberapa tahun lalu. Saya menyedari penurunannya dari tahun ke tahun," kata wanita tersebut.

Meskipun masih ada pria yang ditemukan di negara tersebut, umumnya mereka sudah menikah atau usianya sudah terlalu tua untuk menikah.

Sebelum konflik Suriah merebak tahun 2011, Nour sedang sibuk menyiapkan diri untuk mendapatkan ijazah pertamanya di bidang ekonomi.

Pada saat itu, hampir setiap minggu, ada saja pria yang melamarnya.

Setelah mendapat gelar sarjana ekonomi, tak ada yang dilakukan wanita ini selain kembali kuliah, mengambil Fakultas Sastra.

"Saya terlalu banyak punya waktu luang. Tak ada teman, tak ada kekasih, tak ada suami," ujar wanita berambut pirang itu.

Dalam tradisi Suriah, wanita biasanya sudah menikah dalam usia 20-an, namun saat ini semakin banyak yang menjadi perawan tua, seperti yang dialami Nour.

"Kini, karena krisis, seorang perempuan bisa menikah dalam usia 32 tahun tanpa mendapat julukan perawan tua," kata Salam Qassem, seorang guru besar psikologi di Damaskus kepada AFP.

Konflik Suriah yang memasuki tujuh tahun mengakibatkan lebih dari 340 ribu orang tewas dan ribuan pria kini masih berada di kecamuk perang.

Dari populasi 23 juta jiwa sebelum perang pecah, lima juta orang kini telah meninggalkan negeri itu.

"Warga dulu saling mengenal atau bisa dengan mudah saling kenal. Kini, keluarga tercerai-berai di banyak tempat," tambah Qassem.(pinsdaddy.com)

Sejumlah warga Suriah yang berpencar kemudian mencoba mengatasi masalah ini dengan menggelar "ijab-kabul lewat Skype".

Sedangkan, dokumen pernikahan dipercayakan kepada pihak ketiga setelah ijab-kabul jarak jauh itu.

Hal ini terpaksa dilakukan agar seorang wanita tidak terjebak menjadi perawan tua kendati banyak dari mereka yang tidak bertemu sang suami.

Yusra (31), wanita lainnya, juga belum menikah dan hal tersebut membuat orangtuanya resah.

"Saya tak ingin kamu jadi perawan tua," ujar Yusra menirukan perkataan ibunya.

Sang ibu menyuruhnya berkeliling untuk mendapatkan jodoh.



Namun wanita yang bekerja sebagai penerjemah untuk Pemerintah Suriah tidak juga menemukan jodoh.

"Sebagian pemuda pergi ke luar negeri. Sebagian lainnya bertempur. Sebagian lagi sudah tewas. Masalah ekonomi juga membuat mereka tidak mau menikah," keluhnya.

Kondisi itu, lanjut Yusra, diperburuk dengan masalah sektarian yang makin meruncing di Suriah sehingga orang-orang dengan latar belakang aliran agama berbeda nyaris tak mungkin untuk menikah.

Kasihan ya, para bidadari padang pasir ini...