Sebelum Bercerai, Istri Memintaku "Melakukan 3 Hal Ini", Siapa Sangka Setelahnya Aku Malah Merobek Surat Cerai dan Meminta Kesempatan Kedua!
Lao Liu sudah menikah dengan istrinya, Tsui Ping selama 20 tahun. Pasangan ini terlihat layaknya pasangan idaman semua orang. Bagaimana tidak. Keduanya sama-sama membangun rumah tangga dari nol, dari yang tadinya tidak memiliki apa-apa hingga punya perusahaan sendiri, punya rumah yang besar, dan mobil. Selain itu, pasangan ini pun memiliki 1 anak laki-laki dan perempuan. Bisa dikatakan, keluarga Lao Liu ini tidak memiliki kekurangan apapun, dan membuat orang lain merasa iri dengan kehidupannya.
Namun, setelah melewati pasang surut kehidupan rumah tangga selama 20 tahun, Lao Liu tiba-tiba mengajukan gugatan cerai pada sang istri. Mengetahui hal ini, teman-teman dan keluarga pun merasa bingung. Banyak juga yang merasa kalau hal ini sungguh tidak adil bagi Tsui Ping yang sudah berjuang bersama-sama selama 20 tahun ini. Ada pula teman yang menyuruh Tsui Ping untuk terus memohon pada suaminya itu untuk tidak menceraikannya, dan ada pula yang menyarankan Tsui Ping untuk mengajukan pembagian harta. Namun, tidak ada satupun saran yang didengar oleh Tsui Ping.
Tsui Ping tidak akan memohon pada Lao Liu untuk membatalkan gugatan cerai itu, ia juga tidak akan meminta pembagian harta, atau melakukan hal lainnya. Saat Tsui Ping diminta untuk menandatangani surat cerai, ia berkata,"Lao Liu, kamu harus menemaniku melakukan 3 hal ini, setelah itu aku baru akan menandatangani surat ini." Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Lao Liu menyanggupi permintaan Tsui Ping.
Hal pertama yang ingin dilakukan Tsui Ping adalah pergi tamasya. Lao Liu tahu bahwa Tsui Ping sangat menyukai tempat-tempat yang memiliki pemandangan indah. Maka dari itu, mereka akhirnya pergi tamasya selama 3 hari 2 malam mengunjungi kota-kota yang memiliki pemandangan indah. Melihat pemandangan yang begitu indah, Tsui Ping begitu bahagia. Ia juga banyak mengambil foto selfie menggunakan tongsis layaknya anak-anak muda. Sesekali Tsui Ping pun meminta Lao Liu untuk foto bersama. Saat foto bersama Lao Liu, terlihat senyum yang begitu lebar di wajah Tsui Ping.
Sore hari, saat mereka berdua sedang bersiap-siap untuk pulang, Lao Liu yang baru saja keluar dari toilet umum menyadari kalau semua barang bawaan mereka telah hilang. Lao Liu ingin segera menghubungi Tsui Ping, namun ia baru teringat kalau handphonenya ada di Tsui Ping. Lao Liu begitu panik, dan tak lama kemudian Tsui Ping menghampiri Lao Liu dan memberi tahu bahwa barang-barang mereka hilang saat Tsui Ping hendak membeli air di toko sebelah.
Lao Liu berusaha menenangkan Tsui Ping dengan mengatakan,"Ya sudah, yang terpenting kamu tidak kenapa-kenapa. Biar aku yang memikirkan solusinya." Tsui Ping kemudian mengatakan kalau ia lapar, namun mereka tidak memiliki cukup uang. Yang tersisa hanyalah 2 buah botol minum yang ia beli di toko sebelah tadi. Lao Liu kemudian bertanya pada Tsui Ping makanan apa yang ingin ia makan, dan Tsui Ping mengatakan kalau ia ingin makan pangsit. Lao Liu tanpa ragu membawa Tsui Ping ke sebuah restoran.
Begitu pelayan membawakan satu porsi pangsit untuk mereka, Tsui ping bertanya pada Lao Liu,"Bukannya kita sudah tidak punya cukup uang ya? Bagaimana kita akan membayar makanan ini?" Lao Liu membalas,"Nanti aku coba tanya pada pemilik toko, apakah mereka menerima pembayaran dengan cara lain. Aku akan mencuci piring untuk membayar makanan kita ini." Mendengar jawaban dari suaminya ini, Tsui Ping tertawa dan berkata,"20 tahun yang lalu, kita juga pernah kecopetan, makanan yang kita makan juga 1 porsi pangsit, dan jawabanmu hari ini sama seperti 20 tahun lalu!"
Lao Liu pun teringat bahwa 20 tahun yang lalu, sebelum menikah dengan Tsui Ping, mereka berdua sama-sama bekerja di luar kota. Saat hendak naik kereta dan pulang ke rumah untuk merayakan Tahun Baru, uang dan tiket kereta pun lenyap karena kecopetan. Saat itu, Tsui Ping juga mengatakan kalau ia lapar dan memutuskan untuk makan pangsit di kedai dekat stasiun. Saat mengetahui kalau mereka tidak punya uang, Lao Liu hampir saja dipukul oleh pemilik kedai. Akhirnya mereka berdua harus mencuci semua piring dan alat masak untuk membayar makanan yang mereka makan.
Sekarang, kejadian itu terulang kembali. Lao Liu dan Tsui Ping harus kembali mencuci piring untuk membayar satu porsi pangsit sama seperti 20 tahun lalu. Pemilik restoran itu tidak percaya bahwa Lao Liu akan kembali membayar, walau Lao Liu mengatakan kalau sesampai di rumah ia akan membayar 2 kali lipat.
Saat sedang mencuci piring, tiba-tiba Tsui Ping mengatakan pada Lao Liu kalau barang mereka sebenarnya tidak dicuri. Tsui Ping telah menitipkan barang itu kepada seseorang dan orang tersebut akan mengirimkan barang-barang itu ke rumah. Hal kedua yang ingin dilakukan Tsui Ping bersama Lao Liu adalah sama-sama mencuci piring untuk membayar satu porsi pangsit sama seperti 20 tahun sebelum mereka menikah.
Mendengar kenyataan ini Lao Liu pun terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Tsui Ping kemudian mengatakan hal ketiga yang ingin dilakukannya adalah dengan meminta Lao Liu melakukan hal yang 20 tahun lalu pun pernah dilakukannya. Tsui Ping ingin Lao Liu membawa Lao Liu pulang dengan kondisi tidak mempunyai uang satu peser pun.
Mendengar permintaan ketiga Tsui Ping, Lao Liu kembali teringat 20 tahun lalu, saat mereka tidak punya uang lagi untuk pulang ke rumah. Mereka akhirnya memutuskan untuk bekerja part time dan mengumpulkan uang untuk membeli tiket pulang.
Setelah mengingat peristiwa masa lalu ini, Lao Liu pun tersadar. Dulu, saat ia belum punya uang, ia berjanji akan membawa Tsui Ping jalan-jalan, namun setelah sukses, ia malah lupa akan janjinya itu. Tsui Ping juga membawa Lao Liu mengingat kembali masa-masa bahagia bersama. Mengingat masa-masa itu, tanpa sadar Lao Liu pun meneteskan air mata.
Akhirnya Lao Liu dan Tsui Ping kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Tsui Ping langsung menandatangani surat cerai dan memberikannya pada Lao Liu. Lao Liu segera merobek surat tersebut dan memohon maaf sambil menangis. Lao Liu berharap agar Tsui Ping mau memberikan kesempatan kedua padanya.
Sebenanrya, dalam kehidupan kita ini banyak pasangan yang seperti Lao Liu dan Tsui Ping. Walau sudah menikah lama, namun salah satu pihak tiba-tiba mengatakan kalau mereka sudah tidak cocok lagi dan mengajukan gugatan cerai. Setiap pasangan pun mungkin mempunyai akhir cerita yang berbeda-beda. Namun, semoga semua pria di luar sana bisa seperti Lao Liu yang tidak pernah melupakan istri yang selama ini berjuang bersama dan yang selalu mendukung mereka!